NAMA : DIO REZKY VITAMA
KELAS : 3EA26
NPM : 12213590
PENGANGGURAN
SUB POKOK
1. Pengertian Pengangguran
1. Pengertian Pengangguran
2. Jenis-Jenis Pengangguran
3. Dampak Pengangguran Terhadap Ekonomi Masyarakat
4. Cara-Cara Mengatasi Pengangguran
4. Cara-Cara Mengatasi Pengangguran
1.
Pengertian Pengangguran
Pengangguran (unemployment)
terjadi apabila jumlah tenaga kerja yang ditawarkan lebih besar daripada jumlah
tenaga kerja yang diminta. Dengan kata lain, jumlah yang mencari pekerjaan
lebih banyak daripada kesempatan kerja yang tersedia. Selain itu pengangguran
dapat juga diartikan orang yang termasuk dalam angkatan kerja yang sedang
berusaha menemukan atau mencari pekerjaan dan belum mendapatkan pekerjaan
tersebut. Yang termasuk dalam angkatan kerja yaitu 15 sampai 64 tahun yang
merupakan golongan angkatan kerja.
Dalam pengertian ekonomi, yang disebut sebagai pengangguran adalah mereka berusaha mencari pekerjaan, tetapi tidak atau belum mendapatkan pekerjaan pada tingkat upah yang berlaku. Kondisi kesempatan kerja penuh (full employment) tercapai bila semua tenaga kerja yang mencari pekerjaan telah mendapatkan pekerjaan kerja pada tingkat upah yang berlaku.
Dalam pengertian ekonomi, yang disebut sebagai pengangguran adalah mereka berusaha mencari pekerjaan, tetapi tidak atau belum mendapatkan pekerjaan pada tingkat upah yang berlaku. Kondisi kesempatan kerja penuh (full employment) tercapai bila semua tenaga kerja yang mencari pekerjaan telah mendapatkan pekerjaan kerja pada tingkat upah yang berlaku.
2. Jenis-Jenis
Pengangguran
A.
Berdasarkan Sebab terjadinya
Jenis pengangguran dibedakan
berdasarkan sebab terjadinya, terdiri atas 4 jenis yaitu sebagai berikut.
1)
Pengangguran Siklikal (Cyclical Unemployment)
Pengangguran
Siklikal ini terjadi sebagai akibat maju mundurnya perekonomian di suatu
negara. Pada saat perekonomian mengalami kemunduran, daya beli masyarakat
menurun, akibatnya barang berhenti di gudang karena penjualan merosot dan
perusahaan mengurangi kegiatan produksinya. Dampak dari pengurangan kegiatan
produksi adalah para pekerja turut diberhentikan dari pekerjaannya.
2)
Pengangguran Struktural
Pengangguran
struktural terjadi karena perubahan struktur perekonomian. perubahan struktur
tersebut memerlukan keterampilan baru agar dapat menyesuaikan diri dengan
kondisi tersebut. Contohnya yaitu awalnya merupakan sektor pertanian mengalami
peralihan menjadi sektor industri sehingga banyak tenaga kerja yang semula
bekerja di sektor pertanian terpaksa menganggur. Peralihan tenaga kerja dari
sektor pertanian menjadi tenaga kerja di sektor industri memerlukan penyesuaian
keterampilan dan keahlian sehingga tenaga kerja yang berasal dari sektor pertanian
harus dididik terlebih dahulu.
3) Pengangguran
Friksional
Pengangguran
friksional merupakan perekonomian yang mencapai kondisi full employment saat
jumlah penganggur yang ada tidak melebihi 4%. Pengangguran ini terjadi karena
adanya kesulitan temporer dalam mempertemukan pemberi kerja dengan pencari
kerja. Pengangguran friksional juga terjadi karena faktor jarak dan kurangnya
informasi. Pelamar tidak mengetahui di mana lowongan dan pengusaha juga tidak
mengetahui di mana tersedia tenaga kerja yang memenuhi syarat. Secara umum
penganggurang friksional tidak dapat dihindari. Namun, waktu pengangguran dapat
dipersingkat dengan penyediaan informasi kerja yang lengkap.
4) Pengangguran
Teknologi
Pengangguran
ini disebabkan oleh adanya penggantian tenaga kerja manusia dengan
mesin/peralatan canggih sebagai akibat dari kemajuan teknologi sehingga
mengakibatkan penerimaan tenaga kerja manusia semakin menurun akibat didominasi
oleh penggunaan mesin atau peralatan yang canggih dalam menjalankan proses
produksi. Munculnya berbagai peralatan canggih sangat membantu manusia dalam
menyelesaikan berbagai pekerjaannya. Misalnya, penggunaan forklift di
suatu pabrik. Keberadaan alat ini dapat menyelesaikan pekerjaan yang biasanya
dikerjakan oleh beberapa tenaga kerja sekaligus sehingga dampak yang timbul
adalah berkurangnya jumlah tenaga kerja yang dipekerjakan dan digantikan
oleh alat tersebut. Selanjutnya, bila tidak tersedia cukup lapangan kerja
maka tenaga kerja yang tergantikan tersebut akan menganggur.
B. Menurut Lama
Waktu Kerja
1) Pengangguran
Terbuka
Pengangguran
terbuka adalah keadaan orang yang sama sekali tidak bekerja dan sedang berusaha
mencari pekerjaan. Tenaga kerja yang sepenuhnya menganggur ini biasanya
memiliki produktivitas marginal sama dengan nol, bahkan dapat pula negatif.
Kondisi ini terjadi karena beberapa hal berikut ini:
a) Lapangan kerja tidak tersedia.
a) Lapangan kerja tidak tersedia.
b)
Ketidakcocokan antara kesempatan kerja dengan latar belakang pendidikan.
Data berikut
ini menampilkan jumlah penganggur terbuka menurut pulau, kota, dan desa,
menurut golongan umur di kota dan desa, serta menurut penduduk pendidikan dan
jenis kelamin.
2) Pengangguran
tidak sepenuh waktu
Negara
berkembang seringkali tidak hanya memiliki tenaga yang menganggur sepenuhnya,
tetapi juga memiliki tenaga kerja yang tidak sepenuh waktu menganggur atau
disebut setengah menganggur. Pengangguran semacam ini dapat diketahui bila kita
memindahkan sejumlah tenaga kerja dari suatu pekerjaan (misalnya dari sektor
pertanian) ke pekerjaan yang lain, (misalnya sektor industri), dan ternyata
pemindahan tenaga kerja itu tidak mengurangi produksi dari sektor pertanian
tersebut. Ini berarti pada sektor pertanian terdapat pengangguran yang
tidak sepenuhnya waktu (under employment).
3) Pengangguran
Terselubung (Disguised Unemployment)
Salah satu
bentuk dari under employment adalah yang disebut pengangguran
terselubung. Pengangguran ini dapat terjadi karena ketidaksesuaian antara
pekerjaan dengan potensi dan bakat serta kemampuan. Ketidakcocokan ini akan
berpengaruh terhadap produktivitas kerja yang rendah.
4) Pengangguran
Musiman
Pergantian musim dapat berperan
sebagai salah satu faktor penyebab pengangguran. Misalnya, di sektor pertanian
setelah habis panen sampai musim tanam berikutnya tidak ada pekerjaan. Petani
ini disebut penganggur musiman. Juga pada saat tidak boleh menangkap ikan di
wilayah Maluku dan Papua para nelayan banyak yang menganggur.
3.
Dampak Pengangguran Terhadap Ekonomi Masyarakat
Tingginya tingkat pengangguran dalam sebuah perekonomian akan
mengakibatkan kelesuan ekonomi dan merosotnya tingkat kesejahteraan masyarakat
sebagai akibat penurunan prndapatan masyarakat. Dampak pengangguran terhadap
ekonomi masyarakat meliputi hal-hal berikut ini.
a. Pendapatan per kapita
Orang yang
menganggur berarti tidak memiliki penghasilan sehingga hidupnya akan membebani
orang lain yang bekerja. Dampaknya adalah terjadinya penurunan pendapatan per
kapita. Dengan kata lain, bila tingkat pengangguran tinggi maka pendapatan per
kapita akan menurun dan sebaliknya bila tingkat pendapatan rendah pendapatan
per kapita akan meningkat dengan catatan pendapatan mereka yang masih bekerja
tetap.
b. Pendapatan Negara
Orang yang
bekerja mendapatkan balas jasa berupa upah/gaji. Upah/gaji tersebut sebelum
sampai di tangan penerima dipotong pajak penghasilan terlebih dahulu. Pajak ini
merupakan salah satu sumber pendapatan negara sehingga bila tidak banyak orang
yang bekerja maka pendapatan negara dari pemasukan pajak penghasilan cenderung
berkurang.
c. Beban Psikologis
c. Beban Psikologis
Semakin lama
seseorang menganggur semakin besar beban psikologis yang ditanggungnya. Orang
yang memiliki pekerjaan berarti ia memiliki status sosial di tengah-tengah
masyarakat. Seseorang yang tidak memiliki pekerjaan dalam jangka waktu lama
akan merasa rendah diri (minder) karena statusnya yang tidak jelas.
d. Munculnya Biaya Sosial
d. Munculnya Biaya Sosial
Tingginya
tingkat pengangguran akan menimbulkan pengeluaran biaya-biaya seperti biaya
pengadaan penyuluhan, biaya pelatihan, dan biaya keamanan sebagai akibat
kecenderungan meningkatnya tindak kriminalitas.
4.
Cara-Cara Mengatasi Pengangguran
Sebelumnya telah dijelaskan berbagai dampak negatif dari pengangguran bagi
seseorang, masyarakat, dan negara. Untuk mengatasi beberapa dampak tersebut,
perlu ada upaya terpadu dalam bidang kesempatan kerja.
a. Cara Mengatasi Pengangguran
Siklis
Pengangguran siklis adalah pengangguran yang
diakibatkan oleh menurunnya kegiatan perekonomian karena resesi. Penurunan
kegiatan perekonomian umumnya dimulai dengan melemahnya permintaan akan barang.
Akibat penurunan permintaan, produksi barang juga akan berkurang. Dampak
pengurangan produksi adalah terjadinya penurunan investasi. Jika keadaan ini
berlangsung lama, maka perusahaan akan mengurangi pekerja dengan jalan
pemutusan hubungan kerja (PHK) atau menghentikan usahanya sama sekali.
Untuk mengatasi pengangguran siklis diperlukan
beberapa langkah-langkah antara lain peningkatan daya beli masyarakat. Daya
beli masyarakat dapat meningkat apabila mereka mendapat tambahan penghasilan.
Pemerintah harus membuka proyek yang bersifat umum, seperti membangun jalan,
jembatan, irigasi, dan kegiatan lainnya. Cara lai adalah dengan mengarahkan
permintaan masyarakat untuk membeli barang dan jasa, serta memperluas pasar
barang dan jasa. Pasar yang sudah ada harus terus dipertahankan. Namun,
diusahakan membuka peluang lain dalam rangka memasuki pasar yang baru.
Misalnya, dengan membuka pasar baru di luar negeri yang dapat menambah
permintaan.
b. Cara Mengatasi Pengangguran Struktur
b. Cara Mengatasi Pengangguran Struktur
Pengangguran struktural adalah pengangguran yang
diakibatkan perubahan struktur ekonomi, misalnya dari ekonomi yang bersifat
agraris bergeser ke ekonomi industri. Pergeseran ini lebih menitikberatkan
penyesuaian karakter dan budaya pekerja sektor industri. Untuk mengatasi
pengangguran struktural diperlukan berbagai langkah seperti pengadaan
pendidikan dan pelatihan sebagai persiapan untuk berkarier pada pekerjaan yang
baru, memindahkan tenaga kerja dari tempat yang tidak membutuhkan ke tempat
yang membutuhkan, meningkatkan mobilitas tenaga kerja dan modal yang ada, dan
mendirikan industri padat karya, sehingga mampu menanggung tenaga kerja yang
menganggur.
c. Cara Mengatasi Pengangguran Friksional
c. Cara Mengatasi Pengangguran Friksional
Pada dasarnya, pengangguran friksional tidak dapat
dihilangkan sama sekali dan hanya dapat dikurangi. Cara mengatasi pengangguran
friksional adalah mengusahakan informasi yang lengkap tentang permintaan dan
penawaran tenaga kerja, sehingga proses pelamaran, seleksi, dan pengambilan keputusan
menerima atau tidak berlangsung lebih cepat. Cara lain adalah menyusun rencana
penggunaan tenaga kerja sebaik mungkin.
d. Cara Mengatasi Pengangguran Musiman
d. Cara Mengatasi Pengangguran Musiman
Pengangguran musiman adalah pengangguran yang terjadi
pada musim-musim tertentu, seperti petani yang menganggur setelah musim tanam.
Pengangguran seperti ini dapat diatasi dengan pemberian informasi yang jelas
tentang adanya lowongan kerja pada bidang lain dan melatih seseorang agar
memiliki keterampilan untuk dapat bekerja pada "masa menunggu" musim
tertentu.