NAMA : DIO REZKY VITAMA
KELAS : 3EA26
NPM : 12213590
INFLASI
SUB
POKOK:
1.
pengertian
inflasi
2.
penyebab
inflasi
3. jenis
jenis inflasi
4.
dampak
inflasi dan cara mengendalikan inflasi
5.
teori
teori penyebab inflasi
1. Pengertian
Inflasi
Inflasi adalah suatu gejala-gejala kenaikan harga
barang-barang yang sifatnya itu umum dan terus-menerus. Dapat disebut inflasi
jika ada tiga faktor yaitu :
1. Kenaikan
harga
2. Bersifat umum
3. Berlansung terus-menerus
1. Kenaikan harga
Harga barang
dapat di katakana naik jika harganya menjadi tinggi dari harga sebelumnya.
Contohnya harga BBM yaitu Rp35,00/ltr pada mingu lalu, sedangkan pada minggu
ini harga BBM menjadi Rp45,00/ltr lebih mahal dari minggu kemarin.
2. Sifatnya umum
Kenaik harga suatu barang tidak dapat di katakana
inflasi jika naiknya barang tersebut tidak menyebabkan harga-harga secara umum
. Contohnya : jika harga BBM naik maka ongkos angkutan umum,bahan-bahan pokok
menjadi naik ini baru bias disebut inflasi.
3. Berlanasung terus-menerus
Naiknya harga suatu barang tidak dapat di katakana
inflasi jika naiknya barang tersebut terjadinya hanya sesaat, inflasi itu
dilakukan dalam rentang minimal bulanan.
Ada beberapa faktor maslah sosial yang muncul dari
inflasi yaitu :
1. Menurunya tingkat kesejahtraan rakyat
2. Memburuknya distribusi pendapatan
3. Terganggunya stabilitas ekonomi.
1. Menurunya tingkat kesejahtraan rakyat
2. Memburuknya distribusi pendapatan
3. Terganggunya stabilitas ekonomi.
2.
Penyebab Inflasi
Inflasi disebabkan oleh kenaikan permintaan dan
kenaikan biaya produksi. Penjelasan lebih lanjut untuk kedua penyebab inflasi
tersebut adalah sebagai berikut.
a. Inflasi karena kenaikan
permintaan (Demand Pull Inflation)
Inflasi seperti ini terjadi
karena adanya kenaikan permintaan untuk beberapa jenis barang. Dalam hal ini,
permintaan masyarakat meningkatkan secara agregat (aggregate demand).
Peningkatan permintaan ini dapat terjadi karena peningkatan belanja pada
pemerintah, peningkatan permintaan akan barang untuk diekspor, dan peningkatan
permintaan barang bagi kebutuhan swasta. Kenaikan permintaan masyarakat
(aggregate demand) ini mengakibatkan harga-harga naik karena penawaran
tetap.
b. Inflasi karena biaya
produksi (Cos Pull Inflation)
Inflasi seperti ini terjadi
karena adanya kenaikan biaya produksi. Kenaikan pada biaya produksi terjadi
akibat karena kenaikan harga-harga bahan baku, misalnya karena keberhasilan
serikat buruh dalam menaikkan upah atau karena kenaikan harga bahan bakar
minyak. Kenaikan biaya produksi mengakibatkan harga naik dan terjadilah inflasi.
c. Inflasi karena jumlah
uang yang beredar bertambah
Teori ini diajukan oleh
kaum klasik yang mengatakan bahwa ada hubungan antara jumlah uang yang beredar
dan harga-harga. Bila jumlah barang itu tetap, sedangkan uang beredar bertambah
dua kali lipat maka harga akan naik dua kali lipat. Penambahan jumlah uang yang
beredar dapat terjadi misalnya kalau pemerintah memakai sistem anggaran
defisit. Kekurangan anggaran ditutup dengan melakukan pencetakan uang baru yang
mengakibatkan harga-harga naik.
3.
Jenis-Jenis
Inflasi
Jenis-jenis inflasi atau macam-macam inflasi dapat
dibedakan berdasarkan tingkat keparahan, sumber dan penyebabnya.
a. Jenis-Jenis Inflasi Berdasarkan Tingkat
Keparahannya
Berdasarkan tingkat keparahannya, inflasi dapat
dibedakan atas ringan, sedang, berat, dan sangat berat.
- Inflasi ringan : Inflasi ringan adalah inflasi yang masih belum begitu mengganggu keadaan ekonomi. Inflasi ini dapat dengan mudah dikendalikan. Harga-harga yang naik secara umum, namun belum menimbulkan krisis di bidang ekonomi. Inflasi ringan berada di bawah 10% per tahun.
- Inflasi sedang : Inflasi ini belum membahayakan kegiatan ekonomi. Tetapi inflasi ini bisa menurunkan kesejahteraan orang-orang berpenghasilan tetap. Inflasi sedang berkisar antara 10%-30% per tahun.
- Inflasi berat : Inflasi ini sudah mengacaukan kondisi perekonomian. Pada inflasi berat ini, biasanya orang cenderung menyimpan barang. Dan pada umumnya orang mengurungkan niatnya untuk menabung, karena bunga pada tabungan lebih rendah daripada laju inflasi. Inflasi berat berkisar antara 30%-100% per tahun.
- Inflasi sangat berat (Hyperinflation) : Inflasi jenis ini sudah mengacaukan kondisi perekonomian dan susah dikendalikan walaupun dengan kebijakan moneter dan kebijakan fiskal. Inflasi yang sangat berat berada pada 100% keatas setiap tahun.
b. Jenis-Jenis Inflasi Berdasarkan Sumbernya
Berdasarkan sumbernya, inflasi dibedakan atas
inflasi yang bersumber dari luar negeri dan inflasi yang bersumber dari dalam
negeri.
- Inflasi yang bersumber dari luar negeri : Inflasi ini terjadi karena ada kenaikan harga di luar negeri. Pada perdagangan bebas, banyak negara yang saling berhubungan dalam perdagangan. Bila suatu negara mengimpor barang pada negara yang mengalami inflasi, maka otomatis kenaikan harga tersebut (inflasi) akan memengaruhi harga-harga dalam negerinya sehingga menimbulkan inflasi. Contoh, Indonesia banyak mengimpor barang-barang modal dari negara lain. Jika di negara itu harga barang-barang modal naik, maka kenaikannya itu akan turut berpengaruh di Indonesia sehingga menimbulkan inflasi.
- Inflasi yang bersumber dari dalam negeri : Inflasi yang bersumber dari dalam negeri dapat terjadi karena pencetakan uang baru oleh pemerintah atau penerapan anggaran defisit. Inflasi yang bersumber dari dalam negeri juga dapat terjadi karena kegagalan panen. Kegagalan panen menyebabkan penawaran pada suatu jenis barang berkurang, sedangkan permintaan tetap, sehingga harga-harga akan naik.
c. Jenis-Jenis Inflasi Berdasarkan Penyebabnya
Berdasarkan penyebabnya, inflasi dapat dibedakan
atas inflasi karena kenaikan permintaan dan inflasi karena biaya produksi
- Inflasi karena kenaikan permintaan : Kenaikan permintaan terkadang tidak dapat dipenuhi produsen. Oleh karena itu, harga-harga cenderung naik. Hal ini sesuai dengan hukum ekonomi "jika permintaan naik sedangkan penawaran tetap, maka harga cenderung naik.
- Inflasi karena kenaikan biaya produksi : Kenaikan biaya produksi mengakibatkan harga penawaran barang naik, sehingga dapat menimbulkan inflasi.
4. Dampak Inflasi dan Cara Mengendalikan
Inflasi
a. Dampak Inflasi
Inflasi
tidak selalu berdampak buruk bagi perekonomian. Inflasi yang terkendali justru
dapat meningkatkan kegiatan perekonomian. Berikut ini adalah akibat-akibat yang
ditimbulkan inflasi terhadap kegiatan ekonomi masyarakat.
1.
Dampak
Inflasi terhadap Pendapatan : Inflasi dapat mengubah pendapatan masyarakat.
Perubahan dapat bersifat menguntungkan atau merugikan. Pada beberapa kondisi
(kondisi inflasi lunak), inflasi dapat mendorong perkembangan ekonomi. Inflasi
dapat mendorong para pengusaha memperluas produksinya. Dengan demikian, akan
tumbuh kesempatan kerja baru sekaligus bertambahnya pendapatan seseorang.
Namun, bagi masyarakat yang berpenghasilan tetap inflasi akan menyebabkan
mereka rugi karena penghasilan yang tetap itu jika ditukarkan dengan barang dan
jasa akan semakin sedikit.
2.
Dampak
Inflasi Terhadap Ekspor : Pada keadaan inflasi, daya saing untuk barang ekspor
berkurang. Berkurangnya daya saing terjadi karena harga barang ekspor semakin
mahal. Inflasi dapat menyulitkan para eksportir dan negara. Negara mengalami
kerugian karena daya saing barang ekspor berkurang, yang mengakibatkan jumlah
penjualan berkurang. Devisa yang diperoleh juga semakin kecil.
3.
Dampak
Inflasi Terhadap Minat Orang untuk Menabung : Pada masa inflasi, pendapatan
rill para penabung berkurang karena jumlah bunga yang diterima pada
kenyataannya berkurang karena laju inflasi. Misalnya, bulan januria tahun 2006
seseorang menyetor uangnya ke bank dalam bentuk deposito satu tahun. Deposito
tersebut menghasilkan bunga sebesar, misalnya, 15% per tahun. Apabila tingkat
inflasi sepanjang januari 2006-januari 2007 cukup tinggi, katakanlah 11%, maka
pendapatan dari uang yang didepositokan tinggal 4%. Minat orang untuk menabung
akan berkurang.
4.
Dampak
Inflasi terhadap Kalkulasi Harga Pokok : Keadaan inflasi menyebabkan
perhitungan untuk menetapkan harga pokok dapat terlalu kecil atau bahkan
terlalu besar. Oleh karena persentase dari inflasi tidak teratur, kita tidak
dapat memastikan berapa persen inflasi untuk masa tertentu. Akibatnya,
penetapan harga pokok dan harga jual sering tidak tepat. Keadaan inflasi ini
dapat mengacaukan perekonomian, terutama untuk produsen.
b. Cara Mengendalikan Inflasi
Tingkat inflasi yang terlalu tinggi dapat membahayakan perekonomian suatu negara. Oleh karena itu, inflasi harus segera diatas. Tindakan yang dapat diambil untuk mengatasi inflasi dapat berupa kebijakan moneter, kebijakan fiskal, atau kebijakan lainnya.
Tingkat inflasi yang terlalu tinggi dapat membahayakan perekonomian suatu negara. Oleh karena itu, inflasi harus segera diatas. Tindakan yang dapat diambil untuk mengatasi inflasi dapat berupa kebijakan moneter, kebijakan fiskal, atau kebijakan lainnya.
1. Kebijakan Moneter
- Kebijakan penetapan persediaan kas : Bank sentral dapat mengambil kebijakan untuk mengurangi uang yang beredar dengan jalan menetapkan persediaan uang yang beredar dengan jalan menetapkan persediaan uang kas pada bank-bank. Dengan mewajibkan bank-bank umum dapat diedarkan oleh bank-bank umum menjadi sedikit. Dengan mengurangi jumlah uang beredar, inflasi dapat ditekan.
- Kebijakan diskonto : Untuk mengatasi inflasi, bank sentral dapat menerapkan kebijakan diskonto dengan cara meningkatkan nilai suku bunga. Tujuannya adalah agar masyarakat terdorong untuk menabung. Dengan demikian, diharapkan jumlah uang yang beredar dapat berkurang sehingga tingkat inflasi dapat ditekan.
- Kebijakan operasi pasar terbuka : melalui kebijakan ini, bank sentral dapat mengurangi jumlah uang yang beredar dengan cara menjual surat-surat berharga, misalnya Surat Utang Negara (SUN). Semakin banyak jumlah surat-surat berharga yang terjual, jumlah uang beredar akan berkurang sehingga dapat mengurangi tingkat inflasi.
2. Kebijakan Fiskal
Kebijakan fiskal adalah langkah untuk memengaruhi
penerimaan dan pengeluaran pemerintah. Kebijakan itu dapat memengaruhi tingkat
inflasi. Kebijakan itu antara lain sebagai berikut.
- Menghemat pengeluaran pemerintah : Pemerintah dapat menekan inflasi dengan cara mengurangi pengeluaran, sehingga permintaan akan barang dan jasa berkurang yang pada akhirnya dapat menurunkan harga.
- Menaikkan tarif pajak : Untuk menekan inflasi, pemerintah dapat menaikkan tarif pajak. Naiknya tarif pajak untuk rumah tangga dan perusahaan akan mengurangi tingkat konsumsi. Pengurangan tingkat konsumsi dapat mengurangi permintaan barang dan jasa, sehingga harga dapat turun.
3. Kebijakan Lain di Luar Kebijakan Moneter dan
Kebijakan Fiskal
Untuk memperbaiki dampak yang diakibatkan inflasi, pemerintah menerapkan kebijakan moneter dan kebijakan fiskal. Tetapi selain kebijakan moneter dan fiskal, pemerintah masih mempunyai cara lain. Cara-cara dalam mengendalikan inflasi adalah sebagai berikut..
Untuk memperbaiki dampak yang diakibatkan inflasi, pemerintah menerapkan kebijakan moneter dan kebijakan fiskal. Tetapi selain kebijakan moneter dan fiskal, pemerintah masih mempunyai cara lain. Cara-cara dalam mengendalikan inflasi adalah sebagai berikut..
- Meningkatkan produksi dan menambah jumlah barang di pasar : Untuk menambah produksi, pemerintah dapat mengeluarkan produksi. Hal itu dapat ditempuh, misalnya, dengan memberi premi atau subsidi pada perusahaan yang dapat memenuhi target tertentu. Selain itu, untuk menambah jumlah barang yang beredar, pemerintah juga dapat melonggarkan keran impor. Misalnya, dengan menurunkan bea masuk barang impor.
- Menetapkan harga maksimum untuk beberapa jenis barang : Penetapan harga tersebut akan mengendalikan harga yang ada sehingga inflasi dapat dikendalikan. Tetapi penetapan itu harus realistis. Kalau penetapan itu tidak realistis, dapat berakibat terjadi pasar gelap (black market).
5. Teori-Teori Penyebab Inflasi
Sering timbul pertanyaan mengapa inflasi itu
terjadi. Pertanyaan itu dapat dijawab dengan mengemukakan teori-teori inflasi.
Ada tiga teori yang membahas mengapa inflasi itu terjadi, yaitu teori
kuantitas, teori Keynes, dan teori struktural.
- Teori Kuantitas : Sebagaimana diungkapkan sebelumnya, kaum klasik berpendapat bahwa tingkat harga ditentukan oleh jumlah uang yang beredar. Harga akan naik jika ada penambahan uang yang beredar. Jika jumlah barang yang ditawarkan tetap, sedangkan jumlah uang ditambah menjadi dua kali lipat, maka cepat atau lambat harga akan naik menjadi dua kali lipat.
- Teori Keynes : Keynes melihat bahwa inflasi terjadi karena nafsu berlebihan dari suatu golongan masyarakat yang ingin memanfaatkan lebih banyak barang dan jasa yang tersedia. Karena keinginan memenuhi kebutuhan secara berlebihan, permintaan bertambah, sedangkan penawaran tetap, yang akan terjadi adalah harga akan naik, pemerintah dapat membeli barang dan jasa dengan cara mencetak uang, misalnya inflasi juga dapat terjadi karena keberhasilan pengusaha memperoleh kredit. Kredit yang diperoleh ini digunakan untuk membeli barang dan jasa sehingga permintaan agregat meningkat, sedangkan penawaran agregat tetap. Kondisi ini berakibat pada kenaikan harga-harga.
- Teori Struktural : Teori ini menyorot penyebab inflasi dari segi struktural ekonomi yang kaku. Produsen tidak dapat mengantisipasi cepat kenaikan permintaan yang disebabkan oleh pertambahan penduduk. Permintaan sulit dipenuhi ketika ada kenaikan jumlah penduduk.
Sumber:
http://taufieqhiedaeyat.blogspot.co.id/
http://www.artikelsiana.com/2015/02/pengertian-inflasi-jenis-dampak-penyebab.html
No comments:
Post a Comment